_Oleh: MUCH. KHOIRI_
SETIAP hari Anda
membaca buku, bukan? Membaca buku (atau kitab dalam bahasa Arab) adalah
sebagian dari membaca (iqra’) dalam arti luas, yang wajib ditunaikan, sehingga
ia menjadi kegiatan Anda sehari-sehari, bukan? Namun, ada pertanyaan kecil,
apakah Anda mendoakan penulis buku yang Anda baca?
Jika Anda belum
melakukan hal itu, maka lakukanlah mulai sekarang. Yakni, mendoakan penulis dari buku yang
sedang Anda. Apa pun buku yang Anda
baca, dengan tema dan genre apa pun juga. Bayangkan Anda membaca kitab dari
seorang syeikh yang Anda kagumi.
Meski
demikian, doa yang dimaksud merupakan tambahan dari doa utama yang biasa Anda
panjatkan: _“Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan
kepahaman, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shaleh.”_ Doa
ini Anda panjatkan secara istikomah, bukan?
Atau,
mungkin Anda sudah lebih terbiasa membaca doa berikut ini: _“Ya Allah,
bukakanlah ke atas kami pintu ilmu dan kebijaksanaanMu, dan limpahkanlah ke
atas kami rahmatMu, wahai Yang Memiliki Kebijaksanaan dan Kemuliaan.”_ Doa ini
adalah doa yang dihapalkan bersama di madrasah-madrasah atau pondok pesantren,
jadi Anda pastilah sudah lebih terbiasa.
Namun, yang
dimaksud di sini bukanlah doa-doa tersebut, melainkan doa tambahan, wabil
khusus bagi penulis buku. Misalnya, Anda berdoa agar penulis buku dianugerahi
kesehatan, kebaikan, dan keberkahan sehingga tetap mampu menghasilkan buku-buku
baru. Lebih khusus, Anda berdoa agar penulis buku memperoleh pahala jariyah
ilmu yang telah dituangkan ke dalam buku tersebut.
Dengan
mendoakan penulis buku, Anda seakan sedang menghubungi dan menghadirkan diri
secara spiritual di depan penulis, dan bertawadlu’ serta memohon restu kepada
beliau untuk mempelajari ilmu yang telah tertuang ke dalam buku itu. Bahkan,
seakan Anda sedang “mengaji” di depan beliau, sehingga ada suasana yang
bernuansa relasi emosional antara Anda dan penulis buku.
Bagaimanapun,
itulah etika murid yang berguru kepada guru, termasuk penulis buku yang sedang
And abaca. Saat membaca, Anda adalah murid yang sedang menuntut ilmu, sementara
guru bisa siapa saja (tanpa mengenal usia), sehingga penulis buku yang ada di
rak-rak Anda adalah guru-guru yang pantas dihormati dan didoakan. Beliau-beliau
adalah sumber ilmu yang wajib didoakan demi nilai kejariyahan ilmunya.
Mendoakan
itu, secara implisit, sejatinya memohon restu dari guru (penulis) atas ilmu
yang ingin dikuasai. Kalau sudah direstui, artinya diridhai, insyaa Allah ada
kelapangan dan kemudahan bagi ilmu untuk “merasuk” ke dalam pikiran dan kalbu
Anda. Bagaimanapun, tawadlu kepada guru itu salah satu syarat penting dalam
menuntut ilmu.
Nah, jika
Anda belum melakukan hal sederhana tersebut, tancapkan niat kuat di dalam hati.
Mulai hari ini Anda doakan penulis-penulis dari buku yang Anda dalam rangka
memakmurkan kejariyahan ilmu mereka. Dan yakinlah, sebagaimana gema suara di
antara dua tebing tatkala Anda berteriak, para pembaca buku Anda juga akan
melakukan hal yang sama dengan perbuatan Anda, yakni mendoakan Anda tatkala
membaca buku-buku Anda.[]
_Driyorejo,
24 Juli 2020_
Sumber: https://muchkhoiri.com/?s=BACA+BUKU%2C+DOAKAN+PENULISNYA
_*Much.
Khoiri adalah penggerak literasi, dosen, editor, penulis buku dari Universitas
Negeri Surabaya. Tulisan ini
pendapat pribadi._
Tidak ada komentar:
Posting Komentar